Senin, 14 Juli 2014

Guru: Tak Sekedar Mengajar

Di masa-masa sekarang, banyak orang yang memperbincangkan tentang pemahaman kurikulum 2013, terutama mahasiswa yang mengambil jurusan ilmu keguruan. Mereka bingung dalam memahami dan menerapkan konsep tersebut. Dalam kegiatan ‘Bedah Buku’ di Sanggar Alam Jogjakarta, Profesor Francis Wahono mengatakan bahwa permasalahan utama kurikulum 2013 yaitu pembentukan karakter peserta didik bukan pembentukan budi pekerti. Selain itu, masih ada beberapa konsep dari kurikulum 2013 yang tidak mudah untuk dipahami oleh sebagian dari mahasiswa yang studi jurusan keguruan apalagi menerapkannya.

Di sini terlihat bahwa pemahaman terhadap kurikulum sangat penting dimiliki oleh calon-calon pendidik atau guru. Kurikulum juga menjadi senjata bagi guru sebagai pedoman untuk mengajar peserta didik. Adalah sangat penting bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar sesuai kurikulum. Ketika seorang guru kurang menguasai kurikulum khususnya kurikulum 2013 bagaimana  ia akan menerapkannya? Ini adalah salah satu masalah yang harus dipecahkan oleh mahasiswa yang nantinya akan menjadi guru bagi peserta didik.

Ada buku yang berjudul “Oase Pendidikan di Indonesia” kisah inspiratif para pendidik, terbitan Tanoto Foundation, salah satu lembaga non profit yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Buku tersebut mengungkapkan manfaat kurikulum tidak hanya mengajarkan keterampilan pada siswa, tetapi juga memberi perhatian, mengasihi dan menyayangi setiap peserta didik, karena pendidikan yang dilandasi rasa kasih sayang akan memberikan pengaruh  berbeda dibanding pendidikan yang berupa teknis pengajaran semata.

Memang tidak gampang menjadi seorang pendidik karena tugas pendidik tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga menyalurkan kasih sayang kepada peserta didiknya. Guru juga harus menyadari panggilannya mengapa mereka menjadi guru dan peduli pada peserta didik. 


(Omah Limasan, 30 Juni 2014)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar