Guru: Tak Sekedar Mengajar
Di masa-masa sekarang, banyak orang yang memperbincangkan
tentang pemahaman kurikulum 2013, terutama mahasiswa yang mengambil jurusan
ilmu keguruan. Mereka bingung dalam memahami dan menerapkan konsep tersebut.
Dalam kegiatan ‘Bedah Buku’ di Sanggar Alam Jogjakarta, Profesor Francis Wahono
mengatakan bahwa permasalahan utama kurikulum 2013 yaitu pembentukan karakter
peserta didik bukan pembentukan budi pekerti. Selain itu, masih ada beberapa
konsep dari kurikulum 2013 yang tidak mudah untuk dipahami oleh sebagian dari
mahasiswa yang studi jurusan keguruan apalagi menerapkannya.
Di sini terlihat bahwa pemahaman terhadap kurikulum sangat
penting dimiliki oleh calon-calon pendidik atau guru. Kurikulum juga menjadi
senjata bagi guru sebagai pedoman untuk mengajar peserta didik. Adalah sangat
penting bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar sesuai kurikulum. Ketika
seorang guru kurang menguasai kurikulum khususnya kurikulum 2013 bagaimana
ia akan menerapkannya? Ini adalah salah satu masalah yang harus
dipecahkan oleh mahasiswa yang nantinya akan menjadi guru bagi peserta didik.
Ada buku yang berjudul “Oase Pendidikan di Indonesia” kisah
inspiratif para pendidik, terbitan Tanoto Foundation, salah satu lembaga non
profit yang mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Buku
tersebut mengungkapkan manfaat kurikulum tidak hanya mengajarkan keterampilan
pada siswa, tetapi juga memberi perhatian, mengasihi dan menyayangi setiap
peserta didik, karena pendidikan yang dilandasi rasa kasih sayang akan
memberikan pengaruh berbeda dibanding pendidikan yang berupa teknis
pengajaran semata.
Memang tidak gampang menjadi seorang pendidik karena tugas
pendidik tidak hanya mentransfer pengetahuan tetapi juga menyalurkan kasih sayang
kepada peserta didiknya. Guru juga harus menyadari panggilannya mengapa mereka
menjadi guru dan peduli pada peserta didik.
(Omah
Limasan, 30 Juni 2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar